Rintihan Petani Sawit di Lupi, Akses Jembatan Putus, Bertarung Nyawa Keluarkan Hasil Panen
MUKOMUKOEXPOSE, LUBUK PINANG – Diketahui saat ini di wilayah aliran sungai sekendak kecil yang terletak di Desa Lubuk Pinang, Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, ratusan hektare lahan perkebunan sawit masyarakat terbentang luas. Yang jadi persoalan sejak puluhan tahun, akses untuk mengeluarkan hasil perkebunan tidak mendukung. Secara suwadaya masyarakat, akses jembatan darurat menuju ke lokasi acap kali dilakukan, namun tetap saja hasil tidak maksimal. Bahkan jika dikalkulasikan dengan kondisi saat ini, biaya pemupukan hingga mengeluarkan hasil panen tidak seimbang. Jika kondisi cuaca baik aliran sungai masih bisa ditaklukkan, namun jika hujan maka harus bertarung nyawa untuk mengeluarkan hasil panen.
‘’Secara suwadaya akses jembatan darurat sudah sering kali kami bangun, akan tetapi saat kondisi hujan jembatan darurat yang kami bangun hanyut terbawa arus. Akses ini merupakan akses penting kami untuk penunjang ekonomi, besar harapan kami keluhan ini menjadi perhatian Pemda Kabupaten Mukomuko,’’sampai salah seorang petani, Kasmis Jayakarman.
Masih disampaikan, Kasmis, diperkirakan lebar aliran sungai yang selalu menjadi akses mereka, sekitar 15 meter. Kondisi saat ini, jembatan yang dibangun secara darurat sudah tidak bisa difungsikan lagi. Proses pemupukan dan mengeluarkan hasil panen, diakuinya sangat sulit. Sementara luas area lahan perkebunan masyarakat di wilayah itu sekitar ratusan hektare.
‘’Kondisi saat ini, jika tidak hujan aliran sungai masih bisa kami tundukkan, jika hujan otomatis semua kegiatan lumpuh, walau proses panen sudah dilakukan. Tentunya dengan kondisi itu, hasil dan biaya perawatan hingga panen tidak seimbang,’’tambah Kasmis.
Terpisah Kades Lubuk Pinang, Harafik, terkait persoalan keluhan masyarakat tentang akses jembatan tersebut, ia mengaku sejak dua tahun lalu dari Pemdes sudah menyampaikan proposal ke Distan untuk pembangunan jembatan. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda atau kabar balasan dari dinas tersebut.
‘’Terkait hal itu, sejak dua tahun lalu dari Pemdes, sudah kami upayakan untuk menyampaikan proposal ke Distan Mukomuko. Namun sampai saat ini, belum ada kabar balasan dari dinas. Hampir setiap tahunnya kami upayakan memperjuangkan pembangunan akses tersebut,’’demikian Harafik. (rag)