Laporan Dinilai Janggal, Ketua Kelompok Tiga Klaim Benih Lele Disalurkan 9000
MUKOMUKOEXPOSE, MUKOMUKO – Berdasarkan keterangan ketua kelompok tiga Dusun tiga Desa Ujung Padang, Kecamatan Kota Mukomuko, Ulul Azmi, terkait persoalan program ketahanan pangan, pihaknya mengaku untuk tahap budidaya ikan lele tahap pertama mereka mengklaim pengembangan gagal, lantaran benih ikan banyak yang mati. Dari 9000 benih yang disalurkan saat itu, produksi hanya tembus diangka 70 kg. Menariknya, untuk tahap kedua pengelola kegiatan kembali menyalurkan benih sebanyak 6000 benih. Untuk pengembangannya pada tahap kedua ini, ketua kelompok mengklaim produksi dianggap berhasil, lantaran produksi langsung bisa dinikmati dengan tujuan untuk kebutuhan mengeluarkan jasa. Sebab, diperkirakan sudah berbulan-bulan anggota tidak ada hasil dari pengelolaan, sementara kebutuhan terus mendesak. Berangkat dari cerita ini, berat dugaan program ketahanan pangan diduga kuat hanya dijadikan ajang bisnis semata. Artinya jika dilakukan dengan serius, tentunya hasil menyusul. Akan tetapi data terhimpun di lapangan, pernyataan lisan banyak benih dimasing-masing kelompok mati.
‘’Untuk tahap pertama memang bisa dikatakan gagal, sebab benih pada saat itu banyak yang mati. Namun untuk tahap kedua bisa dikatakan berhasil. Artinya hasil dari pengembangan sudah bisa dinikmati oleh kelompok, salah satunya pengeluaran untuk jasa. Selain itu, juga untuk kebutuhan listrik, hampir rata-rata perbulannya biaya listrik mencapai Rp 450 ribu. Kemudian untuk kebutuhan pakan, diperkirakan secara global untuk kelompok kami terealisasi sekitar 40 zak,’’beber Ulul Azmi.
Kemudian ditanya terkait temuan BPD saat turun ke lapangan, tentang adanya kejanggalan pada laporan yang disampaikan oleh pihak pengelola kegian, Ulul Azmi, menyampaikan bahwa setelah temuan itu, pihak pengelola mendatanginya untuk meminta surat pernyataan tentang benih yang disalurkan berjumlah 9000 itu. Dan ia mengaku membenarkan bahwa benih yang disalurkan benar-benar berjumlah 9000, sementara dilaporan hanya tertuang 3000 benih.
‘’Pengelola kegiatan mengaku ada kesalahan pada laporan. Terkait hal itu, kami diminta membuat surat pernyataan. Untuk kelompok kami, memang benar benih disalurkan sebanyak 9000 benih,’’tambah Ulul Azmi.
Salah seorang anggota BPD, Jepiter, terkait temuan laporan yang dinilai janggal itu, walau alasan pengelola kegiatan telah terjadi kesalahan pada laporan, pihaknya tidak bisa menerima dengan dasar pernyataan saja. Sebab, terkait jalanya proses program tersebut memakan waktu yang cukup lama.
‘’Kok baru sekarang mengetahui bahwa laporan itu salah, selama ini kemana. Nah hal ini masih menjadi misteri kami, dan akan kami investigasi lagi sejauh mana kebenarannya. Jika pihak kelompok mengkalim penyaluran benih sebanyak 9000 itu sah-sah saja,’’tutup Jepiter. (rag)